BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses belajar mengajar adalah hal yang sangat
signifikan untuk selalu di kembangkan
dalam berbagai pendekatan dan metode mengajar agar situasi kelas menjadi
kondusif serta
menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa
dapat
mengembangkan diri secara aktif untuk menguasai ilmu yang dipelajari. Sampai saat
ini masih banyak guru yang mengajar dengan cara yang konvensional, seperti
ceramah yang didominasi oleh guru.
Hal ini mengakibatkan siswa bersikap pasif,
hanya menerima apa yang disampaikan guru yang pada akhirnya tidak dapat
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi
pelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam penyajian pelajaran yang
menyangkut metode, pendekatan atau teknik pembelajaran yang digunakan guru
disamping faktor-faktor lainnya seperti sarana dan prasarana, kurikulum yang
baik, lingkungan dan sebagainya. Untuk itu guru harus meningkatkan
keprofesionalannya dalam mencari, menciptakan inovasi dalam metode dan
pendekatan pembelajaran. Guru
harus dapat menyelenggarakan pendekatan pembelajaran keterampilan proses dan life skill yang membangun empat pilar
utama proses belajar menurut UNESCO (Dalam majalah guru No.07 tahun 2 November
2008 : 54) yaitu :
1.
Learning to think (Belajar
Berfikir)
Artinya pendidikan
berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional sehingga siswa berani
menyatakan pendapat dan bersikap kritis serta memiliki semangat membaca yang
tinggi
2.
Learning to do (Belajar
Berbuat)
Keterampilan
siswa menyelesaikan problem keseharian
3.
Learning to live together (Belajar hidup bersama)
Kita hidup di sebuah dunia yang global, berlatar belakang
berbeda sehingga siswa dapat menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan HAM serta
cinta perdamaian
4.
Learning to be
(Belajar menjadi diri sendiri)
Pendidikan berorientasi pada bagaimana seorang anak di
masa depannya dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri,
memiliki harga diri, tidak hanya sekedar memiliki materi
Pengembangan
dan pembinaan pendidikan ini terus disempurnakan diantaranya penyempurnaan
kurikulum seperti kurikulum 1994 yang disempurnakan menjadi kurikulum 2004
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sekarang sudah diganti pula dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu penyempurnaan pelaksanaan
pendidikan juga dilakukan melalui peningkatan kualitas pengajar seperti
seminar-seminar, penataran-penataran, penyetaraan, dan kualifikasi guru-guru.
Meskipun upaya-upaya itu telah dilakukan, namun tingkat penguasaan konsep dan
hasil belajar siswa yang diharapkan belum sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Sejalan dengan diberlakukannya kurikulum tingkat
satuan pendidikan mata pelajaran Bahasa Inggris terus melakukan pembenahan baik
dari segi metode , materi, maupun media pembelajaran. Pembinaan dan
penyempurnaan pengajaran Bahasa Inggris secara terus menerus dapat berkembang
dengan baik. Salah satu aspek dalam penyempurnaan pengajaran Bahasa Inggris
yang sangat penting dan terus diperhatikan adalah pemahaman, pengucapan kata
dan kalimat (Reading). Hal ini dimaksudkan agar adanya keterampilan (skill)
dalam reading.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis
mengangkat judul “Upaya Meningkatkan minat siswa Kelas XI IPA dalam reading ”.
Hal ini disebabkan penulis mendapatkan kenyataan siswa kelas XI IPA kurang
berminat terhadap reading sehingga sulit untuk diketahui apakah siswa bisa
membaca dengan benar atau tidak. Kenyataan inilah yang penulis temui sebagai
Guru PPL pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Enam
Lingkung terutama di kelas XI IPA.
Di SMA Negeri 1 Enam Lingkung sebagian siswa masih
sulit untuk melakukan reading di dalam kelas saat berlangsungnya Proses Belajar
Mengajar. Banyak faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam reading English diantaranya
mereka tidak tahu pengucapan yang benar dari apa yang mereka baca, oleh sebab
itu mereka kebanyakan enggan jika disuruh membaca . Meskipun hal tersebut
merupakan masalah yang ditemukan, tetapi pembelajaran tetap berlangusung. Untuk
itu Guru PPL harus memiliki kiat untuk
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
B.
Tujuan
Penulisan Laporan
Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1.
Mendeskripsikan
permasalahan/kesulitan yang ditemukan Guru PPL dalam pembelajaran reading
2.
Merumuskan alternative
pemecahan masalah tentang pembelajaran reading
3.
Memenuhi salah satu syarat
mata kuliah Program Pengalaman Lapangan.
C.
Manfaat
Penulisan Laporan
Laporan studi kasus ini sangat memberikan manfaat
kepada para pembaca pada umumnya dan kepada mahasiswa yang melaksanakan PPL
serta calon guru untuk memperoleh informasi tentang permasalahan yang ditemui
dalam proses pembelajaran bahasa inggris terutama sekali tentang reading,
disamping itu sangat bermanfaat sekali bagi penulis karena penulis memiliki pengalaman
menghadapi permasalahan pembelajaran bahasa inggris khususnya tentang reading
dan merupakan uji kemampuan bagi penulis bagaimana mencarikan solusi dari
permasalahan tersebut.
BAB II
PERMASALAHAN
A.
Perhatian
Siswa Terhadap Pembelajaran Sulit Untuk Di Fokuskan
B. Kurangnya
Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Reading
C. Siswa
Tidak fokus Memperhatikan Guru Ketika Guru Membacakan Wacana Atau Text.
BAB
III
PEMECAHAN
MASALAH
1.
Hakikat Membaca
2. Hakikat
Kosa Kata
A.
Pemecahan
Masalah ; Kesulitan Guru Untuk Memfokuskan Perhatian Siswa Terhadap Materi
Pelajaran
B. Pemecahan
Masalah; Kesulitan Guru Membuat Siswa Berpartisipasi dalam Pembelajaran Reading
C. Pemecahan
Masalah; Kesulitan Guru Merangsang Siswa Bertanya Ketika Ada Materi
Pembelajaran Yang Tidak Faham
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B. SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar