Senin, 05 November 2012

HUMOR



Category: Humor Umum
Menghadapi putranya yang selalu malas belajar dan sekolah, seorang ibu lalu mengajaknya menonton sebuah film silat yang memperlihatkan usaha perjuangan tokohnya agar dapat dijadikan contoh dan teladan bagi putranya tersebut. Film itu mengisahkan seorang pendekar yang pada akhir cerita menjadi sakti dan terkenal karena giat berlatih, penuh semangat, dan tidak kenal lelah sedikit pun.

"Begitulah jadi manusia," kata sang ibu. "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Rajin pangkal pandai!"

"Tapi," kata putranya, "Pendekar itu tidak pernah mendapat pekerjaan rumah, belajar matematika, sejarah, dan geografi kan, Bu?"

Category: Humor Umum
Suatu hari, aku pergi ke bioskop. Di baris depanku ada seorang tua dan anjingnya. Filmnya lucu dan sedih. Di adegan film yang sedih, anjing itu menangis tersedu-sedu, dan di adegan yang lucu, anjing itu tertawa terbahak-bahak. Begitu terus sampai filmnya selesai. Setelah filmnya selesai, aku mendekati orang tua itu.

"Wah Pak, baru kali ini saya melihat kejadian sepeti tadi!" ujarku. "Anjing Anda kelihatannya suka sekali filmnya."

Orang tua itu lalu menyahut, "Iya tuh. Padahal dia benci bukunya lho."

Category: Humor Umum
Anak dan bapak sedang menonton film empat dimensi yang pengaturan tempatnya di bulan. Serulah pastinya. Setelah film itu selesai ditonton, sang ayah bertanya pada si anak,

"Nak, film tadi bagus, ya? Apakah kamu ingin jadi penjelajah di bulan?"

"Tidak mau, ah. Aku takut. Soalnya bentuk bulan kan tidak pernah tetap."

Category: Humor Umum
Bobi: "Min, dengan apa kau berangkat ke kantor?"
Amin: "Lari."
Bobi: "Wah, hebat sekali. Nggak takut terlambat?"
Amin: "Nggak. Cuma, aku sering dimarahi kondektur. Katanya, 'Di dalam bus kota dilarang lari-lari!'"


Category: Humor Umum
Pak Kurdi dengan geram memanggil pelayan restoran.

"Ayam apa ini! Cuma kulit dan tulang saja!"

"Ini bukan kemauan kami, Pak. Sekarang memang trennya, semua ayam melakukan diet supaya kurus."

Menolong Bulan
Category: Humor Sufi
Ketika sedang berjalan-jalan, Nasrudin melewati sebuah sumur yang membuatnya ingin melihat ke dalamnya. Ketika itu hari mulai malam. Waktu Nasrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.

"Aku harus menyelamatkan bulan!" pikir Nasrudin. "Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir."

Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: "Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar"

Yali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. Bisa juga engkau kuselamatkan kata Nasrudin, Betulkan, untung saja saya aku lewat."







Tidak ada komentar:

Posting Komentar